Novelty
Desain penelitian studi kasus
Desain penelitian itu sendiri apa? Desain penelitian pada
hakikatnya merupakan rencana aksi penelitian (action plan) berupa seperangkat
kegiatan yang berurutan secara logis yang menghubungkan antara pertanyaan
penelitian yang hendak dijawab dan kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban
terhadap masalah penelitian. Di beberapa buku tentang metodologi peneletian,
desain penelitian diartikan sebagai rencana yang memandu peneliti dalam proses
pengumpulan, analisis, dan interpretasi data. Ada juga yang mendefinisikan
desain penelitian sebagai blueprint (cetak biru) penelitian, yang mencakup
setidaknya empat hal, yaitu: pertanyaan penelitian apa yang hendak dijawab,
data apa saja yang relevan dengan pertanyaan penelitian tersebut, data yang
dikumpulkan seperti apa dan dengan cara apa, dan bagaimana menganalisisnya.
Perlu
disadari pula bahwa desain penelitian bukan sekadar rencana kerja. Tujuan utama
desain penelitian ialah untuk membantu peneliti agar terhindar dari data yang
sama sekali tidak ada hubungannya dengan pertanyaan penelitian. Ini perlu
ditegaskan karena sering ditemukan peneliti memperoleh data yang tidak ada
hubungannya dengan fokus penelitian sehingga kesimpulan penelitiannya tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan. Desain penelitian terkait hal-hal yang logis
(logical problems), bukan hal-hal yang bersifat logistik (logistical problems).
Sebagai sebuah rencana, desain penelitian menurut Morse (Denzin dan Lincoln,
1994: 222) mencakup banyak unsur, meliputi pemilihan situs dan strategi
penelitian, persiapan penelitian, menyusun dan memperbaiki pertanyaan
penelitian, menyusun proposal, dan jika perlu memperoleh ijin penelitian dari
lembaga yang berwenang mengeluarkannya.
Berkaitan
dengan tipologi penelitian Studi Khusus, Yin (1994: 21) mengajukan lima komponen
penting untuk penyusunan desain penelitian Studi Kasus, yaitu: (1)
pertanyaan-pertanyaan penelitian; (2) proposisi penelitian (jika diperlukan),
Proposisi ini diperlukan untuk memberi isyarat kepada peneliti mengenai sesuatu
yang harus diteliti dalam lingkup studinya; (3) unit analisis penelitian, (4)
logika yang mengaitkan data dengan proposisi,dan (5) kriteria untuk
menginterpretasi temuan. Komponen 1-3 membantu peneliti dalam mengumpulkan
data. Sedangkan komponen 4-5 membantu peneliti dalam langkah-langkah analisis
data.
Pertanyaan
penelitian sebagai komponen pertama. Di muka telah dijelaskan jenis pertanyaan
yang tepat untuk penelitian Studi Kasus, yakni “bagaimana” dan “mengapa”,
selain “apa”. Semua pertanyaan tersebut mengarah kepada kasus yang hendak
diangkat. Misalnya, tentang pengambilan keputusan oleh seorang pimpinan
perusahaan, tentang program kerja, implementasi atau pelaksanaan program, dan
perubahan organisasi.
Komponen
kedua ialah proposisi penelitian. Proposisi terkait dengan kecakapan peneliti
menganalisis data. Sebagaimana diketahui tata urutan proses penelitian Studi
Kasus dan penelitian kualitatif pada umumnya ialah perolehan data, data diolah
untuk menjadi fakta/realita/ untuk selanjutnya menjadi konsep/ konsep menjadi
proposisi, dan proposisi menjadi teori.
Komponen
ketiga ialah unit analisis. Komponen ketiga ini merupakan persoalan fundamental
dalam menentukan apa “kasus” yang diteliti. Di metode penelitian kuantitatif,
unit analisis disebut sebagai “objek” penelitian. Umpama peneliti akan meneliti
seseorang yang memiliki perilaku menyimpang dari orang-orang pada umumnya dalam
interaksi sosial. Unit analisisnya adalah individu, sehingga segala informasi
tentang individu tersebut wajib dikumpulkan selengkap mungkin.
Komponen
keempat dan kelima biasanya kurang memperoleh perhatian peneliti Studi Kasus.
Komponen ini menyajikan tahap analisis data, dan desain penelitian harus
menjadi dasar analisis. Desain penelitian yang tepat akan memudahkan peneliti
bisa sampai tujuan penelitian dengan tepat pula. Terkait dengan komponen
kelima, yakni kriteria untuk menginterpretasi temuan penelitian hingga kini
tidak ada pola yang baku. Tetapi Campbell, sebagaimana dikutip Yin, menyarankan
dengan cara mengkontraskan dan membandingkan pola-pola yang berbeda yang telah
ditemukan. Dengan mengkontraskan dan membandingkan, akan ditemukan temuan
konseptual sebagai tujuan akhir penelitian.
Komentar
Posting Komentar